Kamis, 05 Februari 2015

Zakat Fitrah



Pengertian dan Tata Cara Membayar Zakat Fitrah
Membayar Zakat diwajibkan bagi setiap muslim yang memenuhi syarat untuk dibagikan kepada orang yang termasuk golongan penerima zakat. Firman Allah Ta’ala :
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ
وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاِبْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya: Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orang – orang fakir dan orang-orang miskin dan amil-amil yang mengurusnya dan orang-orang muallaf yang dilunakkan hatinya dan untuk hamba-hamba yang hendak memerdekakan dirinya dan orang-orang yang berhutang dan untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah dan orang-orang musafir (yang keputusan) dalam perjalanan. (ketetapan hukum yang demikian itu ialah) sebagai satu ketetapan (yang datangnya) dari Allah dan (ingatlah) Allah amat mengetahui lagi amat bijaksana.(Surah At-Taubah Ayat 60)
Adapun golongan orang-orang yang berhak menerima zakat adalah :
1)  Orang Fakir  :   
         Ialah orang yang tidak memiliki harta benda untuk keperluan hidupnya sehari-hari, tidak sanggup bekerja, tak mampu berusaha dan malu untuk meminta-minta.
2)  Orang Miskin :
Ialah orang yang bisa/mampu bekerja dan berusaha tetapi tidak mencukupi keperluan hidupnya sehari-hari.
3)  ‘Amil :
Orang yang dilantik atau diberi kuasa oleh Majlis Agama Islam Negeri untuk menerima dan membagikan zakat.
4)  Muallaf  :
            Orang yang baru memeluk Agama Islam.
5)  Hamba / Budak:
 Terbagi menjadi tiga :
 1)  Hamba Qin (hamba semata)
2) Hamba Mudabbar (hamba yang kemerdekaannya bergantung kepada mati tuannya).
3)  Hamba Mukattab (kemerdekaan dirinya bergantung kepada syarat-syarat yang diberikan oleh tuannya).
*Sebagaimana keterangan Imam Syafie, hamba mukattablah yang layak menerima zakat.
 
6) Gharim
Yaitu orang yang mempunyai tanggungan hutang banyak untuk kemaslahatan dirinya sendiri dan keluarganya ataupun kemaslahatan umat Islam apabila hutangnya itu telah melebihi dari harta kekayaannya.         
7)  Sabilillah :
Orang yang berjuang di jalan Allah
           
8)  Ibnu Sabil
Orang yang dalam perjalanan jauh untuk menyempurnakan tuntutan Agama Islam kemudian kehabisan belanja atau biayanya.
Terutama yang paling dasar adalah penerima zakat fitrah yang biasanya banyak dibentuk panitia zakat. Namun sering kali banyak panitia zakat yang tidak mengajarkan bagaimana cara yang benar karena dianggap sudah tahu semua. Bahkan sering terjadi si pembayar zakat tidak tahu atau lupa tentang niat zakat fitrah itu sendiri.

Zakat fitrah atau nama lainnya “zakat an-nafs” yaitu zakat badan maksudnya zakat untuk menyucikan jiwa dengan mengeluarkan makanan asasi daripada jenis yang mengenyangkan dengan kadar satu gantang Baghdad bersamaan 2.70 kg beras atau senilai dengannya diberi kepada golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu.

Dalam kitab lain mengatakan, kata Zakat itu diambil dari kata zakka yang berarti suci. Hal ini karena tujuan zakat adalah untuk mensucikan harta benda yang kita miliki dari beberapa hal syubhat agar menjadi rizki yang berkah. Zakat fitrah sendiri bisa dibayar dengan makanan pokok seperti beras, gandum, dan lainnya disesuaikan dengan makanan pokok negara tersebut atau dengan uang yang senilai. Ukurannya adalah 2,5 kg atau setara dengan satu sha' sesuai yang diperintahkan Nabi Muhammad SAW.
Syarat Wajib Zakat Fitrah
 a) Mempunyai kelebihan makanan atau harta untuk dirinya sendiri & keluarga pada malam dan siang hari raya.
b) Hidup pada akhir bulan Ramadhan & awal bulanSyawal
c) Anak yang lahir sebelum matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan dan hidup hingga setelahnya.
d) Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan
e) Seseorang yang meninggal setelah terbenam matahari akhir Ramadhan.

Waktu untuk membayar zakat fitrah adalah selama bulan ramadhan sampai sebelum didirikannya shalat i’d pada hari raya idul fitri. Namun para ulama' berpendapat bahwa waktu yang paling utama adalah pada akhir bulan ramadhan.
Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah dan hukumnya:
Waktu Afdhal/Sunat     :  Sebelum Shalat I’d
Waktu Wajib                 :  Setelah terbenam matahari malam hari raya Idul fitri sehingga terbit matahari esoknya               
Waktu Harus                 :  Sejak Awal Ramadhan
     Waktu Makruh             :  Setelah salat I’d sampai terbenam  matahari 1 Syawal
Waktu Haram               :  Setelah terbenam matahari 1 Syawal

*Jika seseorang lupa kemudian membayar zakat usai shalat i’d maka itu dianggap shadaqah.

Adapun niat zakat fitrah adalah sebagai berikut:
1. Niat zakat Fitrah untuk diri sendiri
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى


 2. Niat zakat Fitrah untuk Istri
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ زَوْجَتِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى


3. Niat zakat Fitrah untuk anak laki-laki atau perempuan
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ وَلَدِيْ… / بِنْتِيْ… فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى


4. Niat zakat Fitrah untuk orang yang ia wakili
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ (…..) فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى


5. Niat zakat Fitrah untuk diri sendiri dan untuk semua orang yang ia tanggung nafkahnya

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنِّىْ وَعَنْ جَمِيْعِ مَا يَلْزَمُنِىْ نَفَقَاتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
 
Catatan: titik-titik diganti dengan nama orang yang dituju

Kemudian setelah kita niat melafalkan niat diatas, zakat tersebut bisa langsung bisa diberikan untuk salah satu dari 8 golongan yang berhak menerima zakat. Atau bisa juga dititipkan kepada panitia zakat. Golongan ini adalah ketentuan dari Allah, jika zakat diberikan selain 8 golongan ini maka tidak sah, atau hanya dianggap sebagai shadaqah.
Setelah sampai ke penerima zakat, sebaiknya si penerima mendoakan si pemberi. Do'anya seperti berikut:
أجّرك الله فيما أعطيت و بارك فيما أبقيت و جعل لك طهورا
"Semoga Allah Membalas apa yang engkau beri dan memberkahi harta yang engkau sisakan dan menjadikannya harta yang bersih untukmu".

NB: Rujukan Kitab :
1) Kitab Tuntunan Ibadah
2) Kitab Fiqh Mazhab Syafie
3) Tafsir Pimpinan Ar-Rahman
4) Fiqh & Perundangan Islam
5) Dan dari beberapa sumber lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar