Senin, 27 Oktober 2014

Cara Tayammum yang Benar


Pengertian Tayammum
Tayammum secara bahasa artinya sebagai Al Qosdu (القَصْدُ) yang berarti bermaksud atau bertujuan atau memilih.
Sedangkan secara istilah syari’at, tayammum adalah tata cara bersuci dari hadats dengan mengusap wajah dan tangan, menggunakan sho’id yang bersih dan suci.
Catatan: Sho’id adalah seluruh permukaan bumi yang dapat digunakan untuk bertayammum, baik yang mengandung tanah atau debu maupun tidak.
Dalil Disyari’atkannya Tayammum
Tayammum disyari’atkan dalam islam berdasarkan dalil al-Qur’an, sunnah dan Ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin.
Adapun dalil dari Al Qur’an adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. (Qs. Al Maidah: 6).
Media yang dapat Digunakan untuk Tayammum
Media yang dapat digunakan untuk bertayammum adalah seluruh permukaan bumi yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah yang berair, lembab ataupun kering. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu di atas dan secara khusus,
جُعِلَتِ الأَرْضُ كُلُّهَا لِى وَلأُمَّتِى مَسْجِداً وَطَهُوراً
“Dijadikan permukaan bumi seluruhnya bagiku dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci”. (Muttafaq ‘alaihi)
Keadaan yang Membolehkan Tayammum
beberapa keadaan yang dapat menyebabkan seseorang bersuci dengan tayammum adalah  
  • Jika tidak ada air baik dalam keadaan safar/dalam perjalanan ataupun tidak.
  • Terdapat air dalam jumlah terbatas, sementara ada kebutuhan lain yang juga memerlukan air tersebut, seperti untuk minum dan memasak
  • Adanya kekhawatiran jika bersuci dengan air akan membahayakan badan atau semakin lama sembuh dari sakit
  • Ketidakmapuan menggunakan air untuk berwudhu dikarenakan sakit dan tidak mampu bergerak untuk mengambil air wudhu dan tidak adanya orang yang mampu membantu untuk berwudhu bersamaan dengan kekhawatiran habisnya waktu sholat
  • Khawatir kedinginan jika bersuci dengan air dan tidak adanya yang dapat menghangatkan air tersebut.
  • Telah masuk waktunya shalat.
  • Dengan menggunakan debu yang suci.
Tata Cara Tayammum
Berikut ini adalah urutan tata cara tayamum beserta gambar cara tayamum :
  • Petama adalah niat tayamum [niat dalam hati], jika dilafadzkan maka bacaan niat tayamum adalah sebagai berikut :
نويت التّيمّم لإستباحة الصّلاة فرضالله تعالى
         
              Nawaitut tayammuma li-istibaahatish shalaati far-dlan lillaahi ta’aala
            Artinya : aku niat betayammum untuk dapat mengerjakan shalat; fardlu karena Allah.
  • Setelah niat tayamum, mula-mula meletakkan dua belah tangan di atas debu untuk diusapkan ke muka
  • Debu yang ada di tangan ditiup dulu, kemudian selanjutnya mengusap muka dengan debu, dengan satu kali usapan.
  • Mengusap punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya sebanyak satu  kali usapan.
  • Kemudian menyapu wajah dengan dua telapak tangan.
  • Semua usapan dilakukan sekali.
  • Bagian tangan yang diusap hanya sampai pergelangan tangan saja
  • Tayammum dapat menghilangkan hadats besar semisal janabah, demikian juga untuk hadats kecil.
  • Dilakukan secara berturut-turut atau tertib, berurutan dari urutan pertama hingga urutan terakhir dari tata cara tayamum.
Yang dimaksud dengan mengusap bukan sebagaimana ketika menggunakan air dalam berwudhu, tetapi cukup menyapukan saja dan bukan mengoles-oleskan sehingga rata seperti menggunakan air.
Disamping urutan tata cara tayamum di atas, ada beberpa hal yang perlu diketahui dan dilaksanakan yang berkaitan dengan tayamum, yaitu sebagai berikut :

Sunnah tayamum, adalah hal-hal yang sebaiknya dan dianjurkan untuk dikerjakan ketika mengerjakan tayamum. antara lain :
  • Membaca bacaan basmalah yaitu bismillahirrahmaanirrahiim
  • Mendahulukan anggota badan yang kanan daripada anggota yang kiri
  • Menipiskan debu dengan cara meniupnya.
Pembatal Tayammum
a. Semua pembatal wudhu juga merupakan pembatal tayammum
b. Menemukan air, jika sebab tayammumnya karena tidak ada air
c. Mampu menggunakan air, jika sebab tayammumnya karena tidak bisa menggunakan air
Catatan:
1. Satu kali tayamum hanya dapat dipakai atau digunakan untuk satu shalat fardhu saja,meskipun belum batal. Adapun jika digunakan untuk melakukan shalat sunnah beberapa kali cukupkah dengan satu kali tayamum.
2. Orang yang melaksanakan shalat dengan tayammum, kemudian dia menemukan air setelah shalat maka dia tidak diwajibkan untuk berwudhu dan mengulangi shalatnya.
Hikmah Disyari’atkannya Tayammum
Diantara hikmah tayyamum adalah untuk menyucikan diri kita dan agar kita bersyukur dengan syari’at ini. Sehingga semakin nampak kepada kita bahwa Allah sama sekali tidak ingin memberatkan hamba-Nya.

Kamis, 16 Oktober 2014

Tuntunan Shalat



      1.      Pertama kali, berdirilah dengan posisi tegak sambil mengadap Kiblat.
Berniatlah untuk melaksanakan shalat dan tentukan jenis shalat yang ingin Anda kerjakan (shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya` atau Shubuh).
Bacalah takbiratul ihram (Allāhu Akbar) dan bersamaan dengan itu angkatlah kedua tangan Anda seperti terlihat di gambar.
      2.      Membaca Doa Iftitah (rakaat pertama)
“ Allahu Akbaru kabira walhamdu lillahi kathira wasubhanallahhi bukratau waasila. Wajjahtu wajhia lillazi fataras sama wati wal ardha hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin. Inna solati wanusuki wamahyaya wammamati lillahi rabbil'alamin. La syarikalahu wabiza lika umirtu wa ana minal muslimin.”
      3.      Membaca surat Al-Fātihah sebagai berikut:
“ Bismillāhirrohmānirrohīm ▪ Alhamdulillāhi robbil ‘Ālāmīn ▪ Arrohmānirrohīm ▪ Māliki yaumiddīn ▪ Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn ▪ Ihdinash shirōthol mustaqīm ▪ Shirōthol ladzīna an’amta ‘alaihim ghoiril maghdhūbi ‘alaihim waladh dhōllīn. “
      4.      Membaca salah satu surat sempurna dari surat-surat Al Quran. Seperti:
  “ Qul huwallōhu ahad ▪ Allōhush shamad ▪ Lam yalid wa lam yūlad ▪ Wa lam yakul lahū kufuwan ahad. “ 
      5.      Setelah itu, ruku’lah (sambil membaca “ Allahuu Akbar”) dan baca:
  “ Subhā robbiyal ‘azhīmi wa bihamdih 3x “
      6.      Kemudian I’tidal / bangunlah dari ruku’ sambil membaca:
 Sami’allōhu liman hamidah
 Kemudian dilanjut dengan membaca :
“ Rabbanaa lakal hamdu Mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in ba’du. “
      7.      Setelah itu, sujudlah (sambil membaca “ Allahuu Akbar”) dan baca:
 “ Subhāna rabbiyal a’lā wa bihamdih   3x “
      8.      Kemudian duduklah diantara dua sujud
seraya membaca (“Allahuu Akbar”) dilanjutkan membaca : “rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii” .
      9.      Kemudian sujudlah untuk kedua kalinya seraya membaca (“Allahuu Akbar” ) dan  membaca bacaan sujud.

“Subhāna rabbiyal a’lā wa bihamdih  3x “

      10.  Duduklah sejenak setelah bangun dari sujud dan berdiri untuk melanjutkan rakaat berikutnya.
Dalam posisi berdiri itu, bacalah surah Al-Fātihah dan satu surat dari surat-surat Al-Qur’an. Selanjutnya sama dengan yang di atas. Setelah sujud kedua pada rakaat kedua maka duduk tahiyat awal.

      11.  Duduk Tahiyat / Tasyahhud Awal
Pada duduk tahiyat awal ini (rakaat kedua) kaki kiri dimasukan kebawah kaki kanan sambil membaca:

“Asyhadu an lā ilāha illallōhu wahdahū lā syarīka lah ▪ Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhū wa rasūluh ▪ Allōhumma shalli ‘alā Muhammadin wa Āli Muhammad.”

       12.  Duduk tahiyat / Tasyahhud akhir
Setelah Anda selesai melaksanakan ruku’ dan sujud untuk kedua rakaat, Anda harus duduk untuk melaksanakan tasyahhud terakhir seraya membaca bacaan tasyahhud pertama di atas. Duduk pada tahiyat akhir ini (rakaat terakhir) sama pada tahiyat awal sedangkan jari telunjuk tetap diisyaratkan dan terdapat tambahan shalawat nabi Muhammad, sebagai berikut :

"allaahumma shalli 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad kamaa shallaita 'alaa aali ibrahiim, innaka hamiidum majiid. allaahumma baarik 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad kamaa barakta 'alaa aali ibrahiim, innaka hamiidum majiid."

      13.  Di lanjutkan Berdo'a berlindung dari empat (4) hal.
Hal ini dilakukan pada duduk taahiyat akhir saja.

"Allaahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannama wa min 'adzaabil qabri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat wa min fitnatil masiihid dajjaal."

     14.  Mengucap salam
Sewaktu mengucap salam tubuh tetap dalam keadaan duduk tahiyat akhir lalu memalingkan muka ke kanan dan kiri sambil mengucap.
"As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh"

Catatan!
Untuk shalat wajib yang kurang dari empat rakaat, seperti Maghrib dan Shubuh, hanya rakaat ketiga dan keempat yang dapat dihilangkan. Sementara rakaat kedua dan ketiga harus tetap dilaksanakan.

Senin, 06 Oktober 2014

Cara Membaca Al Quran dengan Baik dan Benar



Berikut sedikit uraian singkat mengenai bagaimana cara membaca alquran dengan baik dan benar. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar bisa membaca Al Quran dengan baik dan fasih diantaranya:


1.    pertama-tama kita harus bisa membaca huruf hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf. Sama seperti jika kita hendak belajar membaca bahasa indonesia. jika kita mengetahui dan bisa membaca 28 huruf hijaiyyah dengan benar, hal ini merupakan modal utama kita untuk bisa membaca alqur’an, karena isi alquran adalah bacaan yang didalamnya tersusun dari 28 huruf hijaiyyah. Namun sebelum membaca Al Quran kita diharuskan mengawali dengan membaca kitab Iqro yang isinya dimulai dari cara membaca dan mengeja huruf hijaiyyah mulai dari ‘Alif sampai dengan ‘Ya dari tingkat 1 sampai dengan tingkat 6.
2.    setelah faham dan mampu membaca huruf hijaiyyah dengan fasih, tahapan selanjutnya adalah mempelajari tanda baca, yaitu, fathah, kasrah, dan dhommah. Sama seperti belajar berbahasa indonesia, tiga tanda baca yang disebutkan tadi mirip halnya dengan huruf vokal yang ada di bahasa indonesia.
3.    setelah paham dengan tanda baca Al Quran, kemudian dilanjutkan dengan melafazkannya akan tetapi diharuskan menguasai atau paling tidak mengetahui mengenai tanda baca di dalam alquran dan panjang pendeknya harakat yang harus dibaca. Selain tanda baca seperti fathah, kasrah dan dhomah, ada tanda baca lainnya yang harus diperhatikan seperti Mad Arid Lissukun, Mad Wajib Muttasil dll. Walaupun isyarat tanda baca ini tidak sering muncul dalam tiap ayat Al Quran. namun hal ini penting diperhatikan dan dipelajari karena jika tidak kita belum bisa dikatakan fasih membaca alquran, jadi kita harus benar-benar memperhatikan isyarat dan tanda baca yang muncul di tiap ayat Al Quran.
4.    Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membaca Al Quran adalah, mengetahui dan menguasai teknik membaca Al Quran, seperti:
 a. Idgham Bighunnah, dibaca berdenggung sampai 6 har’kat
b. Idgham Billaqunnah, sama halnya dengan Idgham Bighunnah
c. Izhar, dibaca jelas
d. Ikhfa, dibaca samar
e. Iqlab, apabila bertemu dengan huruf iqlab, maka dibaca huruf mati contoh mim ( م )

     5.  Yang terakhir adalah “praktek” yang didampingi oleh guru pembimbing atau orang yang menguasai bacaan Al Quran. Dengan mempraktekan bagaimana cara membaca Al Quran, dan adanya seorang guru yang menyemak bacaan, seorang akan dapat lebih cepat, fasih dan benar dalam membaca alquran. Dengan begitu kita bisa mengetahui seberapa besar kemampuan kita dalam membaca, memahami  dan mengerti isi Al Quran. Membaca Al Quran juga sangat diwajibkan sebagai Ummat Muslim karena dari tiap 1 ayat yang kita baca mengandung 10 kebaikan. Bacalah Alquran secara rutin, sebelum waktu masuk subuh atau setelah maghrib adalah waktu yang bagus untuk membaca alquran.
Semoga sedikit banyaknya tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Selamat mencoba.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.