Termasuk golongan surat-surat
Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al'Ashr.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
Bismillahirrahmanirrohim
Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
In the name of Allah, Most gracious, most merciful
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا
“Wal'aadiyaati dhabhaa”
Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
I swear by the runners
breathing pantingly,
فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا
“Falmuuriyaati qadhaa”
dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
Then those that produce fire
striking,
فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا
“Falmughiiraati shubhaa”
dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
Then those that make raids at
morn,
فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا
“Fa-atsarna bihi naq'aa”
maka ia menerbangkan debu,
Then thereby raise dust,
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا
“Fawasathna bihi jam'aa”
dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
Then rush thereby upon an
assembly:
إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
“Inna l-insaana lirabbihi lakanuud”
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima
kasih kepada Tuhannya,
Most surely man is ungrateful
to his Lord.
وَإِنَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ
“Wa-innahu 'alaa dzaalika lasyahiid”
dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri)
keingkarannya,
And most surely he is a witness
of that.
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
“Wa-innahu lihubbi lkhayri
lasyadiid”
dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada
harta.
And most surely he is tenacious
in the love of wealth.
أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ
“Afalaa ya'lamu idzaa bu'tsira maa
fii lqubuur”
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila
dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
Does he
not then know when what is in the graves is raised,
وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ
"Wahushshila maa
fii shshuduur"
dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
And
what is in the breasts is made apparent?
إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ
"Inna rabbahum
bihim yawma-idzin lakhabiirun"
sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha
Mengetahui keadaan mereka.
Most
surely their Lord that day shall be fully aware of them.
ISI KANDUNGAN SURAT AL-‘ADIYAT
1. Demi kuda perang yang
berlari kencang dengan terengah-engah.
Al-'Adiyat berasal dari
kata kerja 'ada yang berarti 'berlari, berderap, lari cepat-cepat atau
berlomba cepat'. Dhabhan berarti 'dengusan, suara terengah-engah atau
megap-megap karena berlari terlalu cepat'.Kuda-kuda berlari kencang seolah-olah
menyerbu musuh. Hal ini bisa juga berkenaan dengan serbuan kekuatan musuh
terhadap kaum muslim atau, kalau tidak, serbuan kekuatan iman. Sebagian orang
saleh menganggap ayat ini berkenaan dengan serangan nafs pada saat
berada di alam zikir yang tinggi.
2.
Dan kuda yang mencetuskan
api dengan pukulan (kuku kakinya)
Ini
gambaran lain tentang serbuan. Sambaran percikan api bisa jadi merupakan rabuk nafs
yang mengering ketika percikan 'irfan (pengetahuan langsung)
menyalakannya. Lagi-lagi hal itu menunjukkan daya, kekuatan dan petunjuk.Kita
dapat merasakan dalam ayat ini suatu situasi perjuangan dan pertempuran,
bentrokan antara dua kekuatan yang berlawanan, konfrontasi antara iman
(kepercayaan, keyakinan) dan kufur (penyangkalan realitas).
3.
Dan kuda yang menyerang
dengan tiba-tiba di waktu pagi
Kata
shubh, yang berarti 'fajar, pagi', di sini berarti membuka wilayah
musuh, membuka kegelapan dengan cahaya pagi, membuka kegelapan batin kita
dengan cahaya Allah.
4.
Maka ia menerbangkan debu
Para
penyerangyang menimbulkan percikan-percikanmengaduk-aduk debu yang sudah ada,
karena debu adalah adim (lapisan kerak bumi) yang pertama, yang paling
rendah, dan asal penciptaan Adam. Penyucian jiwa mirip dengan peluruhan debu
dari tubuh, yakni, transendensi tubuh di dunia ini dan di dunia akan datang.
5.
Dan menyerbu ke
tengah-tengah kumpulan musuh
Tiba-tiba
para penyerang ini mendapati dirinya di tengah-tengah musuh, di tengah
kerumunan.Seseorang bisa tiba-tiba berada di tengah wahm (ilusi)-nya
sendiri, bisikan hati dan nafs-nya.Ia bisa tiba-tiba mendapati dirinya
berada di tengah kerumunan orang-orang yang dianggapnya kufur. Tiba-tiba dunia
subyektifnya runtuh tanpa ada peringatan lebih dahulu.
Dinamisme
dari apa yang digambarkan dalam ayat-ayat pertama ini merupakan sesuatu yang
dapat kita semua saksikan. Gambaran tersebut melukiskan serangan bersemangat
yang memiliki suatu tujuan, suatu misi, di mana unsur-unsur pokok muncul, yakni
percikan api dan debu, kemudian pergerakan ke tengah-tengah, dan pelepasan
napas yang penghabisan, karena terengah-engah dan sesak napas, yang diakibatkan
oleh semangat. Tiba-tiba kita diberikan suatu pandangan kaleidoskopis (yang
berubah-ubah dengan cepat) tentang apa yang dapat kita saksikan dari berbagai
peristiwa luar di dalam hati kita. Panorama dari berbagai peristiwa dan
perbuatan di dunia lahir merupakan cermin dari apa yang berlangsung dalam batin.
Lalu
tiba-tiba kita sampai pada alam manusia, sifat dasamya yang dapat dilihat dan
tidak dapat dilihat yang dapat kita selidiki, perhatikan, dan renungkan agar
kita dapat melampaui apa yang terdekat kepada kita, yakni, di luar
kecenderungan-kecenderungan kita yang alamiah dan rendah.
6.
Sesungguhnya manusia itu
sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya
Kecenderungan
yang paling lazim pada manusia adalah kunud, yang berarti 'tidak ada
rasa syukur'.Manusia mengingkari rahmat, kasih sayang, dan nikmat Allah.Itu
memang sifatnya karena dalam dirinya ada benih ketidak-bergantungan yang
menggemakan sifat Allah, Yang Sama Sekali Tidak Bergantung.Dalam kesombongannya
manusia menganggap dirinya independen, suatu pemikiran yang sesat mengenai
aspek Ilahiah.
7.
Dan Sesungguhnya manusia itu
menyaksikan (sendiri) keingkarannya
Namun,
pada manusia ada sesuatu yang lebih dalam dari rasa tak bersyukur, yakni
kesadaran akan kesadaran, dan hal ini menjadikan dia sebagai saksi atas dirinya
sendiri dalam situasi tersebut. Manusia sendiri adalah saksi untuk dirinya
sendiri ketika dalam keadaan tidak bersyukur.Penyaksian ini tidak bisa terjadi
kalau tidak ada sesuatu yang sudah ada dalam dirinya yang bahkan lebih tinggi
dari nafs, atau dengan kata lain, kalau nafs yang tinggi tidak
menerangi nafs yang rendah.Nafs yang rendah menyangkal,
meragukan, bermuka dua, dan berubah warna sesuai dengan keadaan, sedangkan
kesadaran yang tinggi menerangi kesadaran yang rendah.Cahaya ilmu pengetahuan
sudah ada dalam diri manusia, tapi ia harus membiarkannya memantul dalam mata
batinnya, agar ia dapat melihat dengan jelas. Yang dilihat manusia tergantung
pada mata yang digunakannya untuk melihat, apakah menggunakan mata nafs
yang rendah atau menggunakan mata batinnya yang tinggi.
8.
Dan Sesungguhnya dia sangat
bakhil Karena cintanya kepada harta
Sifat
manusia memang ingin 'terikat' pada hal yang baiksyadid (kokoh, kuat)
berasal dari syadda, yang berarti 'mengetatkan, mengikat'.Ia mencintai
hal yang dianggapnya baik, walaupun yang kelihatan baik bagi dia saat ini
mungkin tidak baik bagi dia di saat Sain.
9.
Maka apakah dia tidak
mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur
Manusia
selalu mencari perlindungan dan kesenangan, dan juga ingin dibiarkan sendiri
dengan nilai-nilainya.Ayat ini bertanya kepada kita, 'Apakah manusia tidak
menyadari bahwa apa yang tersembunyi dalam hati, apa yang tersembunyi dalam
kubur, akhirnya akan keluar?' Akhirnya kita semua akan dikeluarkan dari
kubur-kubur kita, dan yang sekarang tersembunyi dalam hati akan diungkapkan
dalam kehidupan mendatang. Apa pun yang dikubur atau disembunyikan akhirnya
akan terungkap.
10. Dan dilahirkan apa yang ada
di dalam dada
Hashala berarti
'disamping, jelas'.Apa yang tersembunyi dalam dada akan ditampakkan dan menjadi
jelas. Penampakkan ini dapat terjadi sekarang jika kita sungguh-sungguh ingin
mengetahui apa yang ada dalam hati kita. Tujuan eksistensi ini adalah mencapai
kesatuan, menyatukan yang ada dalam hati kita dengan perbuatan kita, melalui
kejelasan dan kesadaran.
11. Sesungguhnya Tuhan mereka
pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka
Hari ketika penyatuan atau pembukaan itu terjadi akan
menjadi hari kebijakan Tuhan kita. Ketuhanan adalah hal yang menggiring kila
kepada tauhid, kepada keesaan. Untuk mendapatkan hikmah dari pengalaman kita
dalam kehidupan ini kita harus yakin bahwa apa pun yang ditakdirkan juga akan
terungkap dan terang dalam pengetahuan sempurna Tuhan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar