Selasa, 02 September 2014

Surat Al 'Aadiyaat ( kuda Perang yang berlari kencang ) Those That Run dan Kandungannya



Termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al'Ashr. 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
Bismillahirrahmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
In the name of Allah, Most gracious, most merciful
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا
“Wal'aadiyaati dhabhaa”
Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
I swear by the runners breathing pantingly,

فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا
“Falmuuriyaati qadhaa”
dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
Then those that produce fire striking,

فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا
“Falmughiiraati shubhaa”
dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
Then those that make raids at morn,
فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا
“Fa-atsarna bihi naq'aa”
maka ia menerbangkan debu,
Then thereby raise dust,
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا
“Fawasathna bihi jam'aa”
dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
Then rush thereby upon an assembly:

إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
“Inna l-insaana lirabbihi lakanuud”
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
Most surely man is ungrateful to his Lord.

وَإِنَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ
“Wa-innahu 'alaa dzaalika lasyahiid”
dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
And most surely he is a witness of that.

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
“Wa-innahu lihubbi lkhayri lasyadiid”
dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
And most surely he is tenacious in the love of wealth.

أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ
Afalaa ya'lamu idzaa bu'tsira maa fii lqubuur”
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
Does he not then know when what is in the graves is raised,

وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ
"Wahushshila maa fii shshuduur"
dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
And what is in the breasts is made apparent?

إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ
"Inna rabbahum bihim yawma-idzin lakhabiirun"
sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.
Most surely their Lord that day shall be fully aware of them.

ISI KANDUNGAN SURAT AL-‘ADIYAT
1.      Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah.
Al-'Adiyat berasal dari kata kerja 'ada yang berarti 'berlari, berderap, lari cepat-cepat atau berlomba cepat'. Dhabhan berarti 'dengusan, suara terengah-engah atau megap-megap karena berlari terlalu cepat'.Kuda-kuda berlari kencang seolah-olah menyerbu musuh. Hal ini bisa juga berkenaan dengan serbuan kekuatan musuh terhadap kaum muslim atau, kalau tidak, serbuan kekuatan iman. Sebagian orang saleh menganggap ayat ini berkenaan dengan serangan nafs pada saat berada di alam zikir yang tinggi.
2.      Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya)
Ini gambaran lain tentang serbuan. Sambaran percikan api bisa jadi merupakan rabuk nafs yang mengering ketika percikan 'irfan (pengetahuan langsung) menyalakannya. Lagi-lagi hal itu menunjukkan daya, kekuatan dan petunjuk.Kita dapat merasakan dalam ayat ini suatu situasi perjuangan dan pertempuran, bentrokan antara dua kekuatan yang berlawanan, konfrontasi antara iman (kepercayaan, keyakinan) dan kufur (penyangkalan realitas).
3.      Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi
Kata shubh, yang berarti 'fajar, pagi', di sini berarti membuka wilayah musuh, membuka kegelapan dengan cahaya pagi, membuka kegelapan batin kita dengan cahaya Allah.
4.      Maka ia menerbangkan debu
Para penyerangyang menimbulkan percikan-percikanmengaduk-aduk debu yang sudah ada, karena debu adalah adim (lapisan kerak bumi) yang pertama, yang paling rendah, dan asal penciptaan Adam. Penyucian jiwa mirip dengan peluruhan debu dari tubuh, yakni, transendensi tubuh di dunia ini dan di dunia akan datang.
5.      Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh
Tiba-tiba para penyerang ini mendapati dirinya di tengah-tengah musuh, di tengah kerumunan.Seseorang bisa tiba-tiba berada di tengah wahm (ilusi)-nya sendiri, bisikan hati dan nafs-nya.Ia bisa tiba-tiba mendapati dirinya berada di tengah kerumunan orang-orang yang dianggapnya kufur. Tiba-tiba dunia subyektifnya runtuh tanpa ada peringatan lebih dahulu.
Dinamisme dari apa yang digambarkan dalam ayat-ayat pertama ini merupakan sesuatu yang dapat kita semua saksikan. Gambaran tersebut melukiskan serangan bersemangat yang memiliki suatu tujuan, suatu misi, di mana unsur-unsur pokok muncul, yakni percikan api dan debu, kemudian pergerakan ke tengah-tengah, dan pelepasan napas yang penghabisan, karena terengah-engah dan sesak napas, yang diakibatkan oleh semangat. Tiba-tiba kita diberikan suatu pandangan kaleidoskopis (yang berubah-ubah dengan cepat) tentang apa yang dapat kita saksikan dari berbagai peristiwa luar di dalam hati kita. Panorama dari berbagai peristiwa dan perbuatan di dunia lahir merupakan cermin dari apa yang berlangsung dalam batin.
Lalu tiba-tiba kita sampai pada alam manusia, sifat dasamya yang dapat dilihat dan tidak dapat dilihat yang dapat kita selidiki, perhatikan, dan renungkan agar kita dapat melampaui apa yang terdekat kepada kita, yakni, di luar kecenderungan-kecenderungan kita yang alamiah dan rendah.
6.      Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya
Kecenderungan yang paling lazim pada manusia adalah kunud, yang berarti 'tidak ada rasa syukur'.Manusia mengingkari rahmat, kasih sayang, dan nikmat Allah.Itu memang sifatnya karena dalam dirinya ada benih ketidak-bergantungan yang menggemakan sifat Allah, Yang Sama Sekali Tidak Bergantung.Dalam kesombongannya manusia menganggap dirinya independen, suatu pemikiran yang sesat mengenai aspek Ilahiah.
7.      Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya
Namun, pada manusia ada sesuatu yang lebih dalam dari rasa tak bersyukur, yakni kesadaran akan kesadaran, dan hal ini menjadikan dia sebagai saksi atas dirinya sendiri dalam situasi tersebut. Manusia sendiri adalah saksi untuk dirinya sendiri ketika dalam keadaan tidak bersyukur.Penyaksian ini tidak bisa terjadi kalau tidak ada sesuatu yang sudah ada dalam dirinya yang bahkan lebih tinggi dari nafs, atau dengan kata lain, kalau nafs yang tinggi tidak menerangi nafs yang rendah.Nafs yang rendah menyangkal, meragukan, bermuka dua, dan berubah warna sesuai dengan keadaan, sedangkan kesadaran yang tinggi menerangi kesadaran yang rendah.Cahaya ilmu pengetahuan sudah ada dalam diri manusia, tapi ia harus membiarkannya memantul dalam mata batinnya, agar ia dapat melihat dengan jelas. Yang dilihat manusia tergantung pada mata yang digunakannya untuk melihat, apakah menggunakan mata nafs yang rendah atau menggunakan mata batinnya yang tinggi.
8.      Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada harta
Sifat manusia memang ingin 'terikat' pada hal yang baiksyadid (kokoh, kuat) berasal dari syadda, yang berarti 'mengetatkan, mengikat'.Ia mencintai hal yang dianggapnya baik, walaupun yang kelihatan baik bagi dia saat ini mungkin tidak baik bagi dia di saat Sain.
9.      Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur
Manusia selalu mencari perlindungan dan kesenangan, dan juga ingin dibiarkan sendiri dengan nilai-nilainya.Ayat ini bertanya kepada kita, 'Apakah manusia tidak menyadari bahwa apa yang tersembunyi dalam hati, apa yang tersembunyi dalam kubur, akhirnya akan keluar?' Akhirnya kita semua akan dikeluarkan dari kubur-kubur kita, dan yang sekarang tersembunyi dalam hati akan diungkapkan dalam kehidupan mendatang. Apa pun yang dikubur atau disembunyikan akhirnya akan terungkap.
10.  Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada
Hashala berarti 'disamping, jelas'.Apa yang tersembunyi dalam dada akan ditampakkan dan menjadi jelas. Penampakkan ini dapat terjadi sekarang jika kita sungguh-sungguh ingin mengetahui apa yang ada dalam hati kita. Tujuan eksistensi ini adalah mencapai kesatuan, menyatukan yang ada dalam hati kita dengan perbuatan kita, melalui kejelasan dan kesadaran.

11.  Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka
Hari ketika penyatuan atau pembukaan itu terjadi akan menjadi hari kebijakan Tuhan kita. Ketuhanan adalah hal yang menggiring kila kepada tauhid, kepada keesaan. Untuk mendapatkan hikmah dari pengalaman kita dalam kehidupan ini kita harus yakin bahwa apa pun yang ditakdirkan juga akan terungkap dan terang dalam pengetahuan sempurna Tuhan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar