Salah satu aktivitas yang khas di bulan Syawal
(khususnya di moment Idul Fithri) adalah saling bersilaturahmi dan
bermaaf-maafan. Moment tersebut memang moment terbaik untuk saling mengunjungi,
apalagi mengunjungi orang tua dan kerabat karena waktu senggang dan seluruh
keluarga dekat bisa mudah ditemui adalah pada waktu tersebut. Dan sungguh
saling mengunjungi silaturahmi ini memiliki keutamaan yang besar dari sisi
pahala dan umur yang berkah, di samping dapat memupuk dan melagengkan kasih
sayang.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ
“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung
silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak
serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam
Adabul Mufrod no. 58, hasan)
Momentum hari raya pun. Sering pula dimanfaatkan untuk
bercengkrama, mengenal lebih dekat satu sama lain. Nah, agar acara silaturahmi
menyenangkan hendaknya tidak melewati batas-batas etika.
1. Saling
Memperkenalkan Diri
Sekian lama tak jumpa, mungkin kita bertemu kerabat
atau berkungjung ke tetangga yang kurang mengenal kita. Tak ada salahnya
mengenalkan diri, mungkin dengan menyebut nama orang tua atau sekolah atau
apapun yang bisa mengingatkan orang dengan kita.
2. Saling
Memaafkan
Silaturahmi Lebaran identik dengan saling memaafkan
serta melupakan segala permasalahan yang terjadi sebelumnya. Jadi, benar-benar
hanya bergembiralah. Lupakan segala masalah.
3. Tidak
Merepotkan
Saat silaturahmi sebaiknya antara tamu dan tuan rumah
sudah saling mempersiapkan diri untuk berkunjung dan menerima kunjungan dari
orang lain, supaya tidak merepotkan. Termasuk merepotkan adalah meminta
oleh-oleh.
4. Menghargai
Tuan Rumah
Caranya, kenakan pakaian yang pantas, berikan senyuman
tulus, dan waktu kunjungan yang cukup. Tidak terlalu lama, juga tidak
terburu-buru. Jangan mendominasi pembicaraan. Bagi anak-anak dan remaja,
ajarkan untuk memberi salam terlebih dahulu pada yang lebih tua sebelum
mengobrol dengan saudara sebaya.
5. Mencicipi
Hidangan Seperlunya
Sudah pasti lebaran banyak suguhan. Cicipi seperlunya
sebagai penghormatan bahwa kita pun doyan dengan sajian. Meski kue kampung yang
terkesan ndeso sekalipun. Bahkan, tuan rumah senang sekali jika
suguhannya dipuji. Tapi, sebaiknya jangan makan terlalu banyak. Apalagi bila
bertemu dengan cemilan kesukaan kita. Fokuslah pada perbincangan, karena tahun
depan belum tentu berjumpa lagi.
6. Jangan
Mengungkit Masa Lalu
Hendaknya saat berkunjung ke rumah orang lain, tidak
menyinggung perasaan atau mengungkit masa lalu yang bikin tersinggung. Bercanda
tentang masa lalu yang lucu dan menyenangkan boleh, tapi jangan berlebihan.
7. Ucapan
Terima Kasih
Jangan lupa mengucapkan terima kasih pada tuan rumah,
karena sudah diterima dengan baik. Jika berkunjung ke acara open house,
tidak ada salahnya untuk mengucapkan terima kasih keesokan harinya melalaui
pesan singkat.
Itulah moment
tepat menyambung silaturrahmi, banyak saudara dan keluarga yang berkunjung. Dan
berikut adalah etika menyambut tamu
Rasulullah SAW
bersabda: “Barang siapa memberi makan saudara hingga kenyang dan memberinya
minum hingga segar, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka dengan tujuh
parityang diantara dua parit itu perjalanan lima ratus tahun,” (HR Thabrani)
1. Dipercepat
Salah satu bentuk memuliakan tamu adalah
dengan menyajikan makanan secepat mungkin. Seperti nasehat rasulullah “ Barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
2. Paling Lezat
Jika kita memberi makan tamu, berikan makanan
yang terbaik dan lezat yang kita punya, setidaknya tidak lebih buruk dari yang
kita makan.
Begitu juga firman Allah, “Dan sesungguhnya
utusan –utusan kami (malaikat-malaikat)telah datang kepada ibrahim dengan
membawa kabar gembira, mereka mengucapkan “selamat”. Ibrahim menjawab
“selamatlah” maka kemuidian ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang
dipanggang.” (Qs Huud (11):69).
3. Menu Terbaik
Lalu, menu apa yang kita dahulukan?
Pertama, adalah buah, jika memang kita
memilikinya. Disebutkan dalam Alquran, “Dan buah-buahan dari apa yang mereka
pilih” (Qs Al Waqi’ah (56):20) Imam Ghazali menjelaskan, urutan itu lebih tepat
karena cepat proses pencernaan. Setelah buah-buahan maka kemudian boleh
menyajikan daging dan roti dicampur kuah.
4. Doa Khusus Tamu
Perlu dicatat, ketika tamu baru saja
menyelesaikan makanan, jangan buru-buru diambil piringnya. Tunggu dulu beberapa
saat, setidaknya menunggu tamu mengangkat tanganya dar makanan tersebut.
Tidak hanya tuan rumah yang disunnahkan
menghormati tamu. Tamupun dinasehati agar berlaku baik dan mendoakan. Doa
tersebut : “Allahumma baarik lahum fiimaa razaqtahum waghfir lahum war hamhum.”
Artinya “ Ya Allah, berkahilah mereka rezeki yang telah Engkau anugerahkan
Kepada mereka, ampunilah bagi mereka dan kasihanilah mereka”. (HR Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar